Kamis, 29 Desember 2011

D’Paris Silver Bisnis Kemilau Retail Perhiasan


Bisnis franchise kini kian merambah dalam berbagai jenis bidang usaha. Termasuk dalam bisnis retail perhiasan . D’Paris adalah satu-satunya jenis usaha retail perhiasan khusus silver yang diwaralabakan di Indonesia dengan total investasi 130-150 juta.

Untuk menunjang kecantikan dan fashion, biasanya kaum wanita memadukannya dengan perhiasan. Dahulu perhiasan emas memang lebih dominan digunakan karena dianggap lebih berharga. Namun memasuki era milenium perhiasan silver dan emas putih mulai mewabah dan dijadikan trend baru untuk fashion di dunia termasuk Indonesia. Bersamaan dengan maraknya penggunaan perak dan emas putih , saat itu muncul juga jenis usaha retail asesoris dan perhiasan yang mengusung balutan perak dan emas putih untuk semua jenis perhiasan sebagai barang dagangannya. Salah satunya D’Paris.

D’paris memang bukan usaha retail perhiasan pertama di Indonesia. Namun hanya D’Paris yang bertahan dan berkembang dengan pesat sebagai usaha retail perhiasan silver di Indonesia. D’Paris dibuka pertama kali pada bulan Desember tahun 2001. Dulu berawal dari counter kecil saja yang berada di Mal Ciputra. Alasannya bapak Thomas Suhil pemilik D’Paris memilih bisnis asesoris dan perhiasan perak, karena yang dituju sebagai target marketnya adalah wanita. Wanita dimana-mana senang belanja dan ingin selalu cantik. Pokoknya wanita adalah target market paling mudah, khususnya wanita kelas mahasiswa dan ibu-ibu yang suaminya mapan bekerja. Selain itu pada tahun 2001 belum banyak bisnis perhiasan seperti ini.

Dini Andina, Public relations D’Paris mengatakan dulu D’Paris hanya disebut sebagai usaha retail asesoris karena harga perak masih lebih murah dibanding harga emas. Namun dengan perkembangan jaman, harga perak juga semakin naik . Dengan begitu perak sekarang dikategorikan perhiasan dan D’Paris pun sekarang menjadi retail perhiasan. Tidak hanya itu,bisnis yang sudah berjalan selama 10 tahun ini awalnya hanya menyediakan asesoris anting, cincin, kalung, gelang yang terbuat dari silver dan dilapisi emas putih. Penambahan jenis perhiasan pun dialami dari tahun ketahun . Pada saat trend body piercing di kalangan anak muda merebak, D’Paris menyediakan jasa body piercing dan menjual perhiasan dari Titanium.
Setelah itu D’Paris menambah daftar barang dagangannya dengan perhiasan yang terbuat dari steel. Dan terakhir perhiasan Charm pun ikut meramaikan daftar perhiasan D’Paris.

Tidak hanya lengkap menyediakan berbagai jenis perhiasan yang 100% di impor dari China, Thailand,Hongkong dan Malaysia, soal kualitas kandungan perak dalam balutan perhiasan, D’Paris juga memberikan yang terbaik. Dhini mengemukakan soal kandungan steel  yang dijual di D’Paris tidak ada campuran nikel, dan dijamin tidak berkarat, tidak kusam dan tidak menimbulkan alergi. Kualitas silver dan steel pada perhiasan D’Paris adalah yang terbaik. Selain memberikan kualitas yang luar biasa D’Paris juga memberikan service untuk segala kerusakan , baik barang yang dibeli di D’Paris maupun produk lain. D’Paris juga menerima perhiasan silver ataupun lapis emas putih yang sudah rusak dan akan ditukar dengan voucher diskon belanja di D’Paris, kemudian akan diberikan garansi.

Terhitung sejak tahun 2009, D’Paris mulai membuka kemitraan franchise. D’Paris membuka kesempatan kemitraan franchise kepada siapapun, tetapi dengan syarat tidak membuka gerai di kota Jakarta, Bandung dan Surabaya. Sampai saat ini, D’Paris sudah memiliki 35 outlet cabang sendiri dan lima gerai franchise. Istimewanya, D’Paris adalah satu-satunya bisnis retail perhiasan yang diwaralabakan.

Harga paket franchise yang ditawarkan terbagi menjadi dua tipe, yaitu 130 juta untuk counter kecil seluas 9 meter dan 150 juta untuk counter besar seluas diatas 9 meter. Yang membedakan antara counter kecil dengan counter besar adalah biaya barang dagangan. Adapun perincian dari total investasi yang ditawarkan tersebut adalah franchise fee selama lima tahun, design fee, training dan barang dagangan lengkap.

Namun harga investasi ini belum termasuk biaya pembuatan both dan biaya tempat. Sedangkan untuk pembagian keuntungan , D’Paris memberlakukan royalti fee sebesar 5% perbulan dan marketing fee 3% perbulan dari omset. Dikenakannya biaya marketing fee karena hampir tiap bulan D’Paris selalu mengadakan promo seperti pemberian hadiah atau pengadaan diskon dan pemasangan iklan di berbagai media majalah. Dari penjelasan tersebut, Dini meyakinkan kalau franchise akan mengalami balik modal di bawah dua tahun. (majels)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar