Kamis, 26 Januari 2012

Pasar Antik Jalan Surabaya, Oase Nostalgia Disambangi Bill Clinton


Di kawasan elit Menteng terdapat sebuah oase yang membawa kita pada salah satu nostalgia. Pasar Antik Jalan Surabaya, disini benda-benda mungkin bersejarah dijajakan. Tak ayal disambangi banyak turis asing, berburu barang kuno yang harganya bisa selangit. Bill Clinton salah satunya.

Pasar yang berdiri sejak tahun 60-an ini pada awalnya ialah tempat pedagang keramik-keramik dari China – guci, porselen, piring hias dan sebagainya. Namun menurut kesaksian para pedagang, sebelumnya kawasan ini adalah tempat penjualan barang-barang logam berupa loakan seperti barang bekas rumah tangga. Kini daerah ini menjadi pusat sentra bisnis penjualan barang-barang antik tradisional dari seluruh nusantara.

Disisi kiri jalan sepanjang kurang lebih seratus meter ini berdiri sederet kios yang menjajakan barang-barang antik mulai dari keramik, guci,benda tradisional seperti wayang, patung pahatan hingga alat pemutar musik klasik. “Pada sekitar tahun 70-an saat saya mulai berjualan jumlah pedagang di Jalan Surabaya belum sebanyak ini. Kebanyakan mereka menjual barang-barang bekas rumah tangga. Ternyata para pedagang barang antik ini semakin banyak hingga berjumlah mencapai 184 kios saat ini,”ucap Haji Mumu Hidayat, Ketua Koordinator Pedagang Barang Antik Surabaya.

»»  Selengkapnya...

Senin, 23 Januari 2012

Rudy Hadisuwarno, 140 Salon Modal Meja dan Baskom


Seratus empat puluh cabang salon dan lembaga pendidikan di seluruh Indonesia dan terus bertambah setiap minggu. Siapa sangka, modal awalnya hanya sebuah baskom dan meja rias milik ibu? Inilah sukses seorang Rudy Hadisuwarno. Dilahirkan di Pekalongan Jawa Tengah pada tahun 1949, Rudy Hadisuwarno adalah maestro tata rambut Indonesia. Sebuah profesi yang digelutinya sejak usia 18 tahun. Namanya tidak hanya harum di tanah air tapi juga di dunia. Rudy adalah contoh bagaimana profesi yang dulu tidak populer ternyata sanggup membawanya menjadi salah satu ikon gaya hidup Indonesia. Tidak pula banyak yang tahu bahwa creambath adalah proses perawatan rambut ciptaannya. Bagaimana ia menjalani masa panjang menuju kesuksesannya ?

Karena masalah ekonomi keluarga saat ia hendak masuk kuliah maka ia mengurungkan dulu niat kuliahnya dan memilih untuk mempelajari tata rambut dari ibunya yang memang membuka salon. Rudy memutuskan membuka salon karena bisnis ini sudah familiar buat keluarganya dan memberikan hasil yang cukup bagus.
Awal modalnya yaitu satu baskom dan meja rias sang ibu. Pelanggan awal adalah saudara, teman kuliah, tetangga dan kenalan. Harga jasanya hanya 1500 rupiah.

Awalnya keluarga keberatan bila Rudy memilih dunia tata rambut sebagai profesinya karena harus meninggalkan kuliah. Tapi dengan janji bahwa suatu saat ia akan melanjutkankuliah maka ia diberi keleluasaan untuk mengembangkan usaha salonnya.

Dan kini cerita sang maestro tata rambut Indonesia telah berubah. Dibawah Rudy Hadisuwarno Organization (RHO) bisnis Rudy berkembang pesat. Lebih dari 140 outlet salon dan sekolah kecantikan di seluruh Indonesia telah berdiri dan jumlahnya terus berkembang terus. RHO juga menjalankan Rudy Hadisuwarno Exclusive Salon dan Salon Rudy by Rudy Hadisuwarno yang membidik segmen berbeda. Selain itu dikembangkan juga jaringan salon bagi remaja, Brown Salon dan salon khusus anak-anak, Fun Cuts dan Kiddy Cuts. Selain salon dan sekolah, RHO juga mengelola jaringan spa, Paras Body and Soul dan Herbaroma Spa by Rudy Hadisuwarno.


Sebagai profesional, prestasi Rudy di dunia tata rambut dan fashion pada umumnya tidak main-main. Namun prestasinya itu ia raih dengan kerja keras yang panjang. Usai menyelesaikan pendidikan tata rambut pertama di Jakarta, bermodalkan uang tabungannya Rudy melanglang buana ke Eropa dan Amerika; Paris, London dan San Fransisco. Ia juga menyambangi Tokyo. Semuanya untuk belajar tata rambut. Eropa dan Amerika pada saat itu bukan pilihan yang lazim untuk tata rambut. Namun Rudy punya alasan sendiri. “Indonesia punya kultur sendiri. Yang terbaik adalah belajar dari kultur timur dan barat bersama-sama”

Semua kerja keras dan kegigihan Rudy diganjar puluhan penghargaan bergengsi. Rudy adalah anggota Intercoiffure, perhimpunan ahli tata rambut profesional sedunia yang berpusat di Paris. Ia juga anggota Comite Artistique de la Coiffure Francaise, organisasi penata rambut di paris yang memiliki reputasi sangat tinggi di dunia tata rambut. Dari ICD Mondial, Rudy dianugerahi Medaille de Chevalier de la Chevalerie Intecoiffure Mondial – penghargaan tertinggi bagi penata rambut yang berkontribusi mengembangkan profesi tata rambut di dunia. Di dalam negeri, Presiden Soeharto menganugerahinya Satya Lencana Pembangunan sebagai penghargaan atas jasanya mengembangkan pendidikan luar sekolah di bidang tata rambut dan kecantikan. (majels) 



»»  Selengkapnya...

Kamis, 19 Januari 2012

MMBC Tour and Travel, Tiga Tahun Menembus 30 Kota


Bisnis online yang makin marak sekarang ini adalah bisnis penjualan tiket pesawat online. Selain mudah dan bisa dilakukan dimana saja, bisnis ticketing online juga menjanjikan untung besar. Salah satu buktinya adalah MMBC Travel.

Sebagai agen MMBC, fasilitas yang didapat antara lain sistem reservasi 24 jam yang berguna untuk melihat jadwal keberangkatan, melihat kursi yang tersedia, melihat harga tiket, mencari tiket promo, booking tiket dan mencetak tiket sendiri dengan printer. Sistem yang digunakan sama dengan agen tiket lain dan counter penjualan tiket bisa didirikan dimana saja, dari Sabang sampai Merauke bahkan di pelosok sekalipun.

Uniknya, sistem keagenan ini juga bisa digabungkan dengan usaha lain seperti hotel, money changer, warung internet sampai restoran dan minimarket. sistem online juga memungkinkan penggabungan usaha ini dengan penjualan pulsa secara online. Agen atau cabang MMBC juga mendapat bantuan dan konsultasi 24 jam melalui beragam pilihan saluran komunikasi mulai dari live chat hingga SMS dan Yahoo Massanger.

Selain kemudahan menjadi agen yang hanya butuh biaya tiga juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah , MMBC juga menjanjikan presentase komisi yang berasal dari tiket domestik dan internasional, hotel, paket tour dan sebagainya. Sebagai sebuah bisnis online penjualan tiket pesawat online memang menggiurkan.

MMBC Travel kini sudah memiliki cabang di lebih 30 kota di tanah air. Namun siapa sangka kalau pergerakan awalnya hanya bermula dari sebuah gang sempit. Pemiliknya Zulkarnaini, pria kelahiran Padang, 13 Mei 1981 adalah lulusan Fakultas Kedokteran IPB yang memperjuangkan eksistensi perusahaan hingga makin berkembang. “Semasa kuliah saya juga sempat jualan telor ayam kampung, telor asin dan telor puyuh ke supermarket dan swalayan di Bogor,”ucap Zul.


Masuk kerja di sebuah bank asing di tahun 2004 tapi 3 tahun berikutnya ia memutuskan untuk keluar dan mendirikan usaha travel ini. Hanya dalam kurun waktu 3 tahun, Zul mampu mengembangkan sayap bisnisnya hingga ke berbagai kota di tanah air. “Konsep usaha saya adalah keagenan tour dan travel dengan menggunakan sistem reservasi online, pemesanan tiket pesawat. Saat ini untuk cabang sudah ada puluhan sementara agen agen sudah ribuan,”jelasnya.

Melalui buku yang ditulisnya ‘Bongkar Rahasia Sukses Bisnis Tour & Travel’ ia sudah 93 kali berkeliling dari kota ke kota untuk membawakan seminar. Bahkan ke depan, ia menargetkan akan meluncurkan MMBC Airline dan menjadikan semua pengguna tiket pesawat sebagai agen dan mitra MMBC. (majels)


»»  Selengkapnya...

Minggu, 15 Januari 2012

Salingsapa.com Website Berbasis Islami Member 500 Ribuan


Dari niat tulus seorang anak kecil yang ingin berbagi kebaikan melalui internet, Yahya Harlan (13) membangun jaringan sosial, salingsapa.com. Dimana setiap orang bisa mendengarkan dan melihat khotbah langsung dari ustad di 12 masjid yang berbeda.

Setelah Mark Zuckerberg hadir dengan ciptaan fenomenalnya, Facebook. Indonesia juga sempat digegerkan dengan ciptaan sebuah jaringan sosial dari tangan seorang anak kecil, Muhammad Yahya Harlan. Bocah kelas satu SMP Sekolah Alam Bandung ini sudah membangun sebuah jaringan sosial, salingsapa.com. Siapa sangka jaringan sosial yang bermula dari keisengan membuat jaringan sosial untuk keluarga besar berbuah kesuksesan.

Secara penampilan Yahya memang seperti anak kecil pada umumnya. Namun kemampuan jeniusnya tidak bisa disamakan. Sejak umur tiga tahun Yahya sudah mengutak atik program microsoft word, setahun kemudian Yahya sudah bisa membuat blog. Tidak puas akan ilmu komputer, akhirnya pada waktu kelas 3 SD Yahya membuat call center kecil-kecilan. Di tengah heboh penggunaan jejaring sosial Facebook, anak dari pasangan Yan Harlan dan Fidriana secara tidak sengaja melihat jaringan sosial buatan Indonesia. Dari situ, Yahya terdorong membuat jaringan sosial khusus kalangan keluarga saja.

“Setelah berhasil membuat social network keluarga tersebut, ayah memberi masukan bagaimana kalau aku membuat sosial network islami demi mendapat pahala. Tujuannya aku membangun salingsapa.com ingin agar pesan-pesan kebaikan itu menyebar dengan mudah. Karena pada dasarnya tidak semua ceramah yang bagus itu dapat didengar semua umat, jadi aku ingin membuat jejaring sosial dengan banyak kelebihan. Tidak sekadar menulis di wall dan memberi comment saja,”jelas Yahya.

Setelah mendapat dukungan dari sang ayah, Yahya mulai melakukan pengerjaan membangun jejaring sosial salingsapa.com. Yahya menjelaskan saat membangun portal ini diawali dengan melihat dan mengacu pada sosial network lain. Setelah itu ia kembangkan sendiri . Berikutnya membuat design tampilan lalu diupload ke internet. Tepatnya pada bulan November 2010, salingsapa.com mulai beroperasi sebagi jejaring sosial.
Saat pertama kali dirilis jejaring sosial ini tidak banyak dilirik orang, masih sedikit membernya hanya dari kalangan keluarga dan temen Yahya. Kemudian sang ayah menyuruh mensummit salingsapa.com ke milis. Ternyata cara ini berhasil, sedikit demi sedikit masyarakat tahu salingsapa.com.

Tak ingin dinilai biasa saja, Yahya kembali memodifikasi salingsapa.com. “Yang menarik dan membedakan salingsapa.com dengan facebook atau jaringan sosial lainnya adanya fitur radio internet, live streaming dan video on demand. Fitur ini tidak dimiliki sosial network lain, hanya salingsapa.com yang punya,”jelas bocah kelahiran Bandung, 25 Juli 1998.

Dengan video streaming, member bisa melihat dan mendengarkan ceramah-ceramah di masjid, kampus, seminar yang berlangsung dimana saja dan disiarkan secara langsung. Dan live streaming, member dapat menyimak pencerahan spiritual yang berlangsung di suatu masjidasal tersambung dengan koneksi internet. Di salingsapa.com member juga bisa mengikuti pengajian secara online, dan melakukan tanya jawab atau chat mengenai agama.


Adanya video streaming pada salingsapa.com karena sebelumnya Yahya dan ayahnya sudah mewakafkan perangkat komputer khusus streaming kamera. Tujuannya untuk mengambil gambar serta infrastruktur jaringan internet dengan kualitas kecepatan yang tinggi pada setiap masjid. Total ada 12 masjid yang tersebar di Jakarta, Bandung, Solo dan Qatar yang bisa tayang langsung video streaming. Selain itu salingsapa.com juga mempunyai fitur AlQuran digital dan tausiyah on demand.

Jaringan sosial yang sudah mempunyai fasilitas server di Jakarta ini sudah memiliki 513.577 member yang tersebar di 105 negara, dengan perhitungan 75% dari penduduk Indonesia. Kedepannya salingsapa.com ingin mengembangkan jangkauannya dan menambah fitur. “Rencananya ingin membangun bimbingan belajar secara online. Jadi setiap member yang masih bersekolah bisa menanyakan pelajaran sekolah yang tidak dimengerti. Nanti akan dijawab oleh guru atau pengajar melalui video streaming. Target lainnya kami ingin salingsapa.com melakukan live streaming di 33 titik masjid, kampus,pesantren,”tambah Yan Harlan sang ayah. (majels)
»»  Selengkapnya...

Kamis, 12 Januari 2012

Andianto Setiabudi, Bos Cipaganti Mantan Tukang Kue


Bergulat dengan hidup, itulah yang dilakukannya sejak kecil. Saat bisnis orang tuanya ambruk, ia tersulut untuk bangkit. Ia berjualan kue hingga lulus SMA. Setamat SMA, gairah untuk berbisnis semakin menggoda. Bukan hanya kue, tapi juga kacang Bandung, kacang sukro, biskuit dan kerupuk goreng. Lalu ditinggalkan dan beralih ke bisnis jual beli mobil bekas. Dari sinilah tinta sejarah kesuksesannya diukir. Bisnisnya berkembang hingga menjadi korporasi besar bernama Cipaganti Group.

Sukses itu selalu diwarnai dengan setumpuk cerita. AndiantoSetiabudi sejak kecil sudah banyak menyaksikan bisnis yang dijalankan orang tuanya di Banjarmasin. Meski orang tua tidak menekankan dirinya untuk menjadi pengusaha, tapi darah bisnis mengalir dengan deras di dirinya. Saat bisnis biskuit orang tunya bangkrut dan memaksa keluarganya untuk pindah  ke Surabaya lalu ke Bandung, Andi kecil tidak berdiam diri. Di kota Paris Van Java inilah, ia berjuang habis-habisan.

“Saat di Bandung, orang tua saya berbisnis juga tapi tak lama gulung tikar. Untuk kebutuhan sehari-hari, saya dan ibu berjualan kue basah. Sebelum sekolah saya antar kue itu ke toko, lalu sorenya mengambil uangnya,”kisah Andi.

Peminat kue basah ternyata tak terlalu banyak, karena itulah bisnis ini tak berlangsung lama. Lalu ia pun berpikir untuk mencari bisnis lainnya. Pilihannya akhirnya jatuh ke bisnis kue tambang. Di bisnis inilah sinyal kesuksesannya mulai terlihat. Setiap harinya Andi tak segan untuk mengantar kue tambang buatannya ke toko-toko, bahkan ia lakukan hingga tamat SMA di tahun 1981. Bisnisnya pun berkembang dengan pesat. ”Hasil dari jualan kue tambang ini saya bisa membeli rumah dan pabrik,”ucap pria kelahiran Banjarmasin, 5 Desember 1962 ini.


Sukses di kue tambang, Andi pun merangsek ke bisnis kacang Bandung dan kacang sukro. Puncaknya, ia juga merambah juga ke bisnis pabrik krupuk goreng dengan menggunakan dana pinjaman dari bank hasil dari menggadaikan rumahnya. Dugaannya tepat, karena kerupuk hasil jualannya pun laris manis di pasaran.
Namun bencana selalu datang tak terduga. Tahun 1982 Galunggung meletup. Jawa Barat porak poranda dan lahan pertanian rusak. Akibatnya bahan baku aci untuk membuat kerupuk pun musnah. Namun bagi Andi itu bukan akhir dari segalanya. Karena itulah ia mulai bangkit dan merintis bisnis lain.

Dalam setiap kegagalan selalu menghadirkan hikmah. Bisnis kerupuk semakin tak produktif, banyak mobil yang semula dipakai untuk keperluan bisnisnya kini tak terpakai. “Saya menjadi terpikir untuk menjual mobil-mobil itu. Akhirnya, saya menumpang iklan di showroom motor teman, lalu pasang iklan di harian Jawa Pos. Eh, mobil-mobil saya laku keras. Dari ketidaksengajaan itulah ide jual beli mobil muncul”, akunya.

Pelan tapi pasti, bisnis jual beli mobil yang dilakoninya mengalami kemajuan. Hingga ia bisa membuka showroom di jalan Cipaganti Bandung. Diakuinya untuk pertamakali ia hanya bisa menjual 5-6 unit mobil bekas saja. “Keuntungannya lumayan besar. Lebih besar dari jualan kerupuk. Kala itu saya menjual mobil-mobil tua seperti Mitsubishi Colt, Jeep dan lainnya,”ungkap pria yang memberi nama tempat usahanya dengan nama Cipaganti Motor ini.

Berkat kerja keras yang dilaluinya, Andi pun berhasil mendirikan beberapa showroom lainnya dengan nama Cipaganti. Dalam sebulan ia sanggup menjual hingga ratusan mobil bekas. Namun lagi dan lagi bisnis yang dilakoninya tidak berjalan mulus. Tahun 1991 ekonomi indonesia lemah dan pemerintah mengeluarkan kebijakan yang menimbulkan suku bunga tinggi. Implikasinya harga mobil terus turun hingga penjualan mobil pun terus turun drastis. Tapi ternyata dalam kondisi itu Andi menangkap peluang lain dengan cara menyewakan mobil-mobil itu.

Melihat gejala yang tak beres dan semakin sepinya transaksi, ia akhirnya memutuskan untuk menyulap beberapa showroomnya menjadi sebuah hotel. Ia pun terjun ke bisnis perhotelan dengan tetap menjalankan persewaan mobil. “Tahun 1994 saya juga merambah ke bisnis properti. Awalnya hanya membangun perumahan sederhana di kawasan Ciwastra. Ternyata proyek ini sukses dan saya kembali  membangun perumahan serupa di daerah Buah Batu, Bandung. Dan sejak itulah saya mendirikan perusahaan bernama PT. Cipaganti Citra Graha,”imbuhnya.

Setelah sukses di mobil, hotel dan properti, ekspansi sayap bisnis terus dilakukan Andianto. Dengan cerdas ia menyambar peluang bisnis berupa penyewaan alat-alat berat untuk perusahaan-perusahaan besar. Sukses di alat berat Andi juga menggarap sektor batu bara. Namun lagi dan lagi ujian datang bergiliran. Krisis moneter 1997 membuat sebagian bisnisnya luluh lantah. Di bidang properti bahkan ia sempat menghentikan pembangunan dan penjualannya. “Tapi krisis itu telah membuat saya tahan banting untuk selalu melakukan kreatifitas dalam menghadapi tantangan “ sebut suami Julianda Setiawan ini.

Baginya tantangan itu selalu membuat peluang baru . Usai krisis di tahun 2000 ia melenggang bersama kesuksesan yang sudah diraihnya. Ia juga telah mengembangkan bisnis otojasanya ke Jakarta. Saai ini Cipaganti Group telah memiliki 6 divisi utama yaitu Cipaganti Otojasa, Cipaganti Properti, Cipaganti Heavy Equipment, Cipaganti Resources, Hotel dan BPR Cipaganti Syariah. Terkait dengan BPR Cipaganti Syariah yang dirintisnya, ia mengaku tertarik masuk ke bisnis itu karena Cipaganti besar berkat bermitra dengan bank syariah. “Saya akan serius menggarap bisnis pembiayaan ini. Target saya tahun 2015 setidaknya BPR Cipaganti akan memiliki 29 kantor cabang. Saat ini Cipaganti Group sudah menjadi korporasi berskala nasional. Inilah jawaban sesungguhnya dari mimpi saya,”pungkasnya.(majels)


»»  Selengkapnya...

Senin, 09 Januari 2012

Belajar Psikologi dari "James Bond" (Untuk Bisnis Juga OK)



Siapa yg tidak kenal dengan agen rahasia asal Inggris yg terkenal dengan 007 atau James Bond. Pasti anda pernah menonton film James bond seperti Die Another Day, Quantum of Solace, Casino Royale, dll. Walaupun ini hanyalah film yg pada dasarnya fiksi, tetapi menurut ane, kita masih dapat mengambil beberapa value dari film James Bond.

Cool and calm dalam menghadapi musuh, itulah Bond, James Bond. Ketika dia menghadapi baku tembak dengan teroris, dia tau dia akan menang. Bond dikenal selalu bisa meloloskan diri dari keadaan terjepit dan itu membuatnya ditakuti musuh. Dan karena sikap cool and calm-nya tersebut dia juga gampang mendapatkan cewek-cewek cakep dengan gampang

Sebaik apapun strategy atau rencana kita dalam hidup, apabila kita tidak se- “cool and calm” James Bond, maka hidup kita akan banyak mengalami kegagalan (jadi, tetaplah tenang mengahadapinya ).

Menjaga kestabilan psikologi dalam kehidupan sehari-hari menjadi tes dari waktu ke waktu. Semua orang dituntut untuk bisa tetap tenang dalam menghadapi fluktuasi yang terjadi di kehidupannya.

Stay cool under pressure
Ketika Bond harus meloncat diantara dua gedung tinggi, dia tau dia bisa melakukannya. Tidak ada rasa ragu-ragu didalam keputusannya.

Dalam mengambil keputusan dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang harus mengesampingkan rasa ragu, serakah dan rasa takut. Orang yang terlibat secara emosional dalam hidup seringkali membuat suatu kesalahan yang fatal dan tidak perlu.

Seringkali kita menjadi tidak disiplin setelah beberapa kali berhasil melakukan sesuatu, ataupun terlalu cepat berganti-ganti strategi atau rencana setelah gagal dalam satu hal. Salah satu kunci penting ialah mampu untuk mengatasi faktor emosi yang terjadi dalam masalah dan tidak terjerumus didalamnya.

Know when to take a Break
Ketika kita dalam posisi terpuruk atau sedang "down", pikirkanlah untuk berhenti sejenak sebelum rasa takut dan kecewa mendominasi rencana yang telah kita buat. Tidak semua hal yang kita lakukan bisa berjalan mulus sesuai rencana, karena ada pepatah yang bilang "Manusia merencanakan, Tuhan yang menentukan". Untuk itu, semua orang harus mampu menerima kekalahan.

Kita bisa beristirahat beberapa hari tanpa harus memikirkan masalah untuk membersihkan pikiran dan “mengobati” rasa bersalah kita. Dengan tetap terus melakukan hal secara membabi buta dalam "memperbaiki kesalahan" kita seringkali justru menghasilkan "kesalahan" yang lebih besar, dan menghancurkan psikologi kita.

Selalu ada hari esok, melalui pengembangan risk and reward ratio yang tepat, kita dapat “membayar” kesalahan yang kita buat.


Tulisan diatas saya ambil dari salah satu Blog yang memberikan sebuah artikel psikologi tentang trading online. Karena artikel tersebut bisa menjadi menjadi inspirasi jadi ane edit supaya bisa kita implementasiin ke hidup juga.(kaskus)
»»  Selengkapnya...

Darul Mahbar, Mantan Dirut Kini Bisnis Jahe 500 Kg Sehari


Mewahnya hidup sebagai direktur utama sebuah Bank di Sumatera Selatan sudah ia rasakan. Namun ia tetap merasa gelisah. Akhirnya ia resign dan hengkang ke Jakarta, menjadi gelandangan tanpa tujuan. Pasca perjuangan keras, melalui jahe merah Cangkir Mas, Jakarta pun bertekuk lutut. Kini sehari ia bisa memproduksi 500 kg jahe dengan omset menggiurkan.

Jauh sebelum ia berhasil menembus kursi sebagai Dirut Bank di Palembang, Darul Mahbar sempat mencoba beberapa bisnis untuk menambah ekonomi keluarga. Mulai dari bisnis sembako, percetakan hingga distributor pulsa semua sudah dilakukannya. Namun sayang, bisnis-bisnis itu selalu berujung kisah kelam. “Bisnis sembako tutup, di percetakan kena tipu, di distributor pun berakhir dengan kebangkrutan”, ucap Darul mengenang masa lalu.

Debut profesionalnya dimulai dari tahun 1995 sebagai account officer di Bank Perkreditan Rakyat. Ketekunan dan kerja kerasnya membuahkan hasil. Setelah 10 tahun bekerja, tahun 2005 ia berhasil menjadi Direktur Utama BPR di Palembang.”Saat itu sebenarnya hidup saya sudah enak. Gaji besar tapi ternyata pengeluaran pun besar. Tiga tahun saya menjadi Dirut, saya memutuskan untuk keluar. Saya merasa karir saya sudah mentok. Tidak ada jabatan lain lagi yang saya kejar.”kisah lulusan Universitas Muhammadiyah Malang ini.
Keputusannya itu tentu berdampak besar. Perekonomian keluarga menjadi goyah. Dalam kondisi itu di tahun 1998 ia memilih untuk hijrah ke Jakarta tanpa rencana apapun. “Banyak orang yang menertawakan saya. Bagaimana tidak, semula posisi saya sebagai Dirut Bank lalu ke Jakarta menjadi pengangguran. Sebulan di Jakarta saya hanya main-main saja, tidak tahu apa yang mesti dikerjakan”, ungkapnya.

Mengisi kekosongan, ia dan seorang temannya nekat mulai berbisnis jual beli HP di Roxy Mas. Sayang hanya tiga bulan saja bisnis yang dijalaninya itu kandas. Beruntung disaat yang sama ia juga berbisnis gula aren dan tepung tapioka. Gula aren dan tepung tapioka ia tawarkan ke para pedagang pempek di Jabodetabek. Darul Mahbar sendiri yang memanggul peti-peti gula dan tepung itu. “Ya namanya juga menawarkan barang, tidak semua pedagang pempek menerima gula dari saya. Banyak pula yang menolak” kata pria kelahiran 23 Desember 1970 ini.

Secara kebetulan supplier yang memasok kebutuhan gula aren dan tepung itu juga menyediakan jahe. “Saya minta dikirimkan sampel satu karung jahe ke tempat saya. Awalnya saya mau jual lagi tapi ternyata sampelnya jelek, jadi saya biarkan saja jahe itu hingga mengering. Lalu teman saya bilang, sayang kalau tak digunakan mendingan dibuat minuman saja. Dibuatlah minuman dengan menggunakan blender. Eh ternyata rasanya enak,”ujarnya.

Dari situlah otak bisnisnya mulai bekerja. Karena ia tak paham seluk beluk jahe, ia pun mencari tahu dari berbagai referensi dan internet. Jahe hasil blenderannya pun ia tawarkan di internet. “Ternyata tawaran saya itu ada yang merespon. Wah ini prospek untuk dijadikan peluang bisnis”kata suami Endang Susilowati ini.
Produksi jahe pun mulai ia jalankan. Sehari bisa memblender 1 hingga 5 kg jahe. Masalah pun datang, blender yang digunakan selalu jebol. Sementara pasar semakin bergairah. Perlahan, masalah-masalah yang dihadapinya mulai terurai. Puncaknya, ia memberi kemasan eksklusif dan label Cangkir Mas pada produk yang dijualnya. Bukan itu saja, ia juga mengurus ijin usahanya secara serius.

Kini bisnis yang dilakoninya semakin berkembang pesat. Bahkan dalam sehari ia bisa memproduksi sekitar 500 kg jahe. Jahe yang diproduksinya pun dikemas dalam 3 varian kemasan; toples, sachet kotak dan sachet. Saat ini produk Cangkir Mas juga sudah bisa ditemukan di beberapa minimarket di Jabodetabek dan hypermarket di seluruh Indonesia. “Mengenai harga untuk yang sachet dijual dengan harga sekitar Rp 2000 ” akunya. Saat ini untuk meningkatkan kapasitas produksinya, ia juga tengah menjalani kerjasama dengan para petani di beberapa kota untuk terus menanam jahe merah. Selama ini bahan baku berasal dari bengkulu, Lampung, Jawa dan Sulawesi.

Bahkan, ia kini juga sudah membuka program kemitraan dengan nama Red Ginger Corner, sebuah kemitraan yang menjual aneka varian rasa jahe. Saat ini outletnya sudah tersebar di 10 kota di tanah air seperti  Jakarta, Bandung, Malang, Surabaya, Madura dan lain-lain. Untuk kemitraan harga yang ditawarkan berkisar 7,5 juta dan sudah mendapatkan fasilitas lengkap dengan produknya.
Ke depannya Darul Mahbar berkeinginan untuk memantapkan bisnisnya dengan mengangkat jahe ke kelas resto, bukan hanya KK5. Terkait omset ia hanya berkelakar, “Yang jelas bisa melebihi gaji saat saya masih jadi Dirut BPR dan bisa menghidupi 20 karyawan,” pungkasnya. (majels) 
»»  Selengkapnya...

Kamis, 05 Januari 2012

Tahu Petis Modern Dari Gerobak

 
Wieke adalah bukti bahwa lewat keberanian, kerja keras, wanita juga mampu sukses bergerak di bidang wirausaha. Berkembangnya usaha tahu petis yang sudah digelutinya sejak 2006 ini bukanlah tanpa halangan. Dimulai dari keberaniannya untuk melepaskan gaji tiap bulan dengan berbagai fasilitas sebagai karyawan kantoran yang merupakan keinginan sebagian orang. Wieke justru memilih gerobak sederhana dan tahu petis sebagai usaha yang digelutinya. Keputusannya saat itu pun mendapat tantangan pihak keluarga. Namun keinginannya untuk berwirausaha seperti tak terbendung.

Berkat dukungan sang suami dan tekadnya bangkit. Memulai dari sebuah gerobak sederhana, Wieke menyadari bahwa belum banyaknya pengusaha yang melirik tahu petis sebagai bidang usaha. Itu sebuah peluang baginya. Bermodalkan uang 3 juta rupiah, Tahu Petis Yudhistira pertamanya dibuka dibilangan Tebet Jakarta Selatan. Lokasi pasar menjadi pilihannya untuk menjajakan tahu petisnya. Hal itu dilakukan untuk melihat bagaimana selera konsumen terhadap tahu petis buatannya sendiri. Baginya pasar juga merupakan tempat paling strategis untuk menjaring pembeli dalam rangka mengenalkan tahu petis ke masyarakat jakarta.
Melalui cita rasa yang ditawarkan oleh Tahu Petis Yudhistira- tahu pong yang lembut berpadu dengan petis yang manis, menjadikan tahu petis hasil olahan Wieke ini mampu mencuri perhatian. Untuk melakukan inovasi Wieke hanya membutuhkan waktu dua bulan. Uniknya, Wieke melibatkan suami dan keluarganya yang berasal dari Sumatera untuk mencoba tahu petis buatannya. “Mereka bilang enak dan rasanya pas dilidah”, kenang Wieke. Petis buatan perempuan yang gemar hobi wisata kuliner ini memiliki rasa dan aroma udang yang kuat. Namun semuanya tidak berjalan lancar begitu saja, tempat berjualannya sering kena razia Satpol PP.

Namun bagi perempuan kelahiran Semarang ini kendala itu tidak menyurutkan tekadnya. Ia mendapat kesempatan untuk berjualan di tempat yang lebih baik, dekat dengan swalayan di daerah Santa, Jakarta Selatan. Tak lama berselang iapun mampu melebarkan sayap bisnisnya ke pusat belanja modern, tepatnya di ITC Kuningan. Menyadari potensi tahu petisnya bisa merambah tidak hanya kalangan bawah tapi juga menengah keatas, lulusan Magister salah satu Universitas Swasta di Jakarta ini pun mulai fokus mengangkat citra jajanan tradisional tahu petis menjadi salah satu makanan modern.

Semua strategi itu menyangkut tampilan, kemasan, penyajian, cara penjualan, lokasi hingga pemasaran. “Saat itulah kita memikirkan brandingnya . Kita ingin tahu petis ini menarik dari mulai kemasannya, cara penyajiannya hingga marketingnya. Semua channel marketing kita manfaatkan, dari online, offline, serta pameran-pameran,hingga melalui media.”jelas ibu dari Livia Izzati ini.

Berkat konsep yang kuat, tahu petis khas Semarang ini berhasil memasuki salah satu mal besar di Jakarta yaitu Plaza Indonesia. Bagi Wieke sendiri brand dengan konsep yang kuat merupakan kekuatan sebagai identitasnya sehingga bisa berkembang seperti sekarang ini. “Kita memperhatikan hal yang detail, tidak hanya dari kemasan dan logonya saja, tapi dari cara kita mengkomunikasikan produk. Ternyata trik itu berhasil. Walaupun makanan tradisional kaki lima tapi bisa dinaikkan gengsinya sehingga bisa dijual di tempat-tempat bergengsi”, ungkapnya.
Puncaknya pada tahun 2008, Wieke dengan tahu petis khas Semarangnya berhasil menjadi pemenang pada ajang wanita wirausaha yang diselenggarakan oleh salah satu majalah wanita di Jakarta. Dari kemenangan ini istri dari Donny Taufik ini mendapatkan tambahan modal yang digunakannnya untuk mengembangkan usaha. Namun baru pada bulan April 2010, ia menawarkan konsep waralaba bagi mereka yang ingin bermitra dengannya. Untuk membuka Tahu Petis Yudhistira investasi  yang dibutuhkan sebesar 11 juta rupiah, tidak termasuk lokasi, karyawan dan lemari pendingin.


Dalam menjaga kualitas ini maka komunikasi merupakan sarat mutlak. Masalah apapun yang terjadi di gerai waralaba bisa ditemukan solusinya jika terjalin komunikasi. Dengan harga Rp. 2500 per potong, Wieke mempunyai target mitra akan balik modal dalam hitungan lima hingga enam bulan. Tergantung dari lokasi dan owner itu sendiri, sejauh mana ia punya keterlibatan untuk mengembangkan usaha ini.

Saat ini pengembangan terus dilakukan Wieke dengan tidak hanya menjual tahu, tapi juga menjual bumbu petis dalam kemasan botol yang juga sudah tersedia di supermarket besar. Petis Yudhistira tidak hanya dapat dijadikan saus untuk aneka gorengan saja tapi dapat juga digunakan untuk bumbu masakan. Waralaba Tahu Petis Yudhistira pun berkembang signifikan. Dari hanya tiga gerai waralaba dalam setahun kini berkembang hingga 19 gerai. (majels)



»»  Selengkapnya...

Selasa, 03 Januari 2012

Reza Nurhilman, Presiden 150 Jendral Maicih


Reza Nurhilman memang seorang Presiden RI (Republik Maicih) keripik pedas fenomenal yang dijajakan lewat twitter. Brand yang dibangun Axl-sapaan akrabnya- dari 500 mencapai puluhan ribu bungkus ditangani 150 jendral. Untuk mendapatkannya penggemar harus rela antri panjang pada mobil dimana Maicih bergentayangan.

Anak bungsu tiga bersaudara dari keluarga sederhana ini dibesarkan oleh seorang single parent, membuat Axl harus selalu bekerja keras. Selepas SMU selama empat tahun Axl tidak kuliah. Kondisi ini digunakan Axl untuk mulai berbisnis secara kecil-kecilan. Semua barang Axl jual dari mulai kaos hingga beberapa barang lainnya.

Ternyata keputusannya ini membawa Axl bertemu dengan seorang ibu-ibu paruh baya berpakaian kebaya tradisional yang mempunyai resep untuk membuat keripik pedas. Dari sinilah cikal bakal lahirnya Maicih yang membuat gempar remaja Bandung karena harus rela antre untuk mendapatkan keripik pedas ini. Nama Maicih sendiri terlahir dari kenangan masa kecil. “Maicih itu terlahir waktu saya masih kecil. Biasanya kalau saya dibawa mama kepasar, ada ibu-ibu tua memakai ciput dengan baju ala kadarnya. Setiap belanja ibu itu ngeluarin dompet kecil- biasanya hadiah dari toko emas yang ada resletingnya untuk menyimpan uang receh. Mama bilang itu dompet Maicih”, kenang Axl.

Untuk keripik hasil buatannya Axl memasarkannya di kalangan terdekat terlebih dahulu dengan cara langsung mencari konsumen sendiri. Bandung adalah kota dimana Maicih lahir dan menjadi saksi tumbuhnya keripik pedas ini.

Namun semua berubah gara-gara Twitter – sebuah sosial media gratis di Internet.”Suatu saat ada orang yang pertama kali memberikan testimoni di Twitter yang menceritakan tentang enaknya keripik Maicih. Dia teman SMA saya. Dari situ berlanjut hingga hits seperti sekarang ini”. Tambah Axl.

Semua itu berlanjut hingga banyak orang yang menceritakan di media sosial ini dengan antusias setelah mereka merasakan sensasi keripik pedas Maicih. Twitter ternyata membuat banyak orang mengenal Maicih. Reza merasa bahwa social media online adalah media promosi yang tepat untuk produknya. Selain tidak harus berpromosi berkala, hanya dengan testimonial semua berjalan seperti efek bola salju. Menciptakan efek yang bergulir dengan biaya yang relatif murah. Inilah yang Reza namakan The Power of Retweet.

Strategi yang dipilih Reza menggunakan kekuatan social media ini terbukti sukses dengan semakin banyak orang yang mengetahui keberadaan Maicih. Dari awal penjualan yang hanya 500 bungkus, kini produksi Maicih sudah mencapai puluhan ribu. Keripik ini sudah berubah menjadi barang buruan fenomenal. Pembelinya rela mengantri berjam-jam untuk mendapatkan keripik superpedas ini. Bahkan diawal popularitasnya keripik ini pernah menimbulkan antrian panjang hingga ratusan meter.

Bersama Fajar sahabatnya, Axl juga mengkonsep bisnisnya menjadi lebih unik. Mulai dari mengeluarkan tingkat level kepedasan dari level 1 dan 5 yang dimiliki Maicih hingga sebutan unikpun menjadi salah satu cara mereka untuk distributor atau reseller, mereka menyebutnya dengan sebutan Jenderal. Tidak hanya namanya saja yang unik, cara penjualan yang dilakukan para jenderal Maicih ini pun terbilang baru. Mereka melakukan dengan cara nomaden atau berpindah-pindah lokasi. Para pembeli yang ingin mengetahuin keberadaan Maicih harus mengikutinya secara online.Informasi keberadaan para Jenderal ini bisa diakses oleh pembeli melalui akun resmi maicih yaitu @infomaicih untuk twitter.

Jika para distributor atau reseller disebut Jenderal, maka Axl sebagai pemilik adalah Presiden. Idenya adalah supaya lebih mencolok ,maka mahasiswa jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Maranatha Bandung ini menyebut dirinya Presiden RI (Republik Inchiers – sebutan untuk penggemar keripik Maicih.
Seperti halnya sebuah negara, Republik Inchi juga memiliki menteri-menteri yang mengurus beberapa tugas. Ada menteri perhubungan yang tugasnya mengurus distribusi  dari Bandung keluar kota hingga keluar pulau. Lalu menteri pangan yang tidak lain bagian produksi dan packaging. Ada juga menteri keuangan.

Inilah bukti dari sebuah keyakinan dan kerja keras, sosok imajiner atau benar-benar ada yang lantas menjadi sebuah brand dan media online yang disiasati dengan cerdik membuat anak muda yang belum genap dua tahun berbisnis ini sukses besar. “Dari awal saya punya keyakinan yang amat besar. Dulu saya mengejar konsumen. Walaupun sejauh apapun posisi mereka namun tetap saya kejar karena saya yakin bahwa nantinya mereka mengejar saya”katanya mantap. (majels)
»»  Selengkapnya...