Senin, 21 November 2011

Raja Cendol 500 Outlet Lulusan SD


Jagat percendolan sempat dibuat geger. Hadirnya Es Cendol Gading yang beromset satu juta rupiah perhari membuat seluruh mata pedagang cendol tercengang. Adalah Nurul Huda, seorang tukang cendol keliling yang membuat gebrakan. Setelah 20 tahun berkiprah di dunia cendol, akhirnya ia sukses menjadi raja cendol. Kini, ia sudah memiliki 500 outlet di berbagai kota dengan omset 60 juta –an perbulan.

Demi membidik sukses , usai tamat SD di tahun 1986, Nurul Huda hengkang ke Bandung dari kampung halamannya di Pekalongan, Jawa tengah. Sebagi anak yang terlahir dari keluarga pas-pasan, melanjutkan sekolah adalah sebatas mimpi.

Pilihan satu-satunya adalah membantu ekonomi orangtua dengan berdagang. Tepatnya tahun 90an saya berkelana ke Bandung. Usia saya waktu itu masih belasan tahun. “Dua tahun pertama saya bekerja serabutan, mulai dari mencuci baju, tukang pijit dan seabrek pekerjaan rendahan lainnya. Semua saya lakukan yang penting bisa bantu keluarga.” Ucapnya.

Di tahun ketiga, Nur memutuskan untuk berjualan cendol keliling. Dengan bermodalkan 320 ribu rupiah sebagian besar adalah hasil pinjaman, Nur memaksakan diri untuk berjualan. Saat itu dalam sehari dia hanya mampu mengumpulkan 20 ribu rupiah. Tak jarang cendol jualannya tidak laku di pasaran.

Pada tahun 1996, Nurul Huda pun hijrah ke jakarta. Tempat pangkal cendolnya di Bandung ia tinggalkan. Di Jakarta ia kebingungan untuk bekerja. Tak ingin lama dalam situasi itu ia pun kembali menjadi penjual cendol keliling. Setiap hari ia mendorong gerobak cendolnya tanpa lelah dari Gunung Sahari hingga Glodok.

Sukses di Glodok ia pun mulai memikirkan untuk membuka di tempat lain. Ia akhirnya memilih membuka cabang di Pasar muara Karang, setelah itu secara beraturan cabang lainnya pun menyusul seperti di Pasar Pagi Mangga Dua dan Pasar Klapa Gading. “Nah di Kelapa Gading inilah saya berkeinginan untuk menjadi pengusaha beneran. Saya mencari guru entrepeneur. Ketemulah dengan dr Wahyu Saidi, beliaulah yang mendidik saya. Dari sana saya dipercaya untuk mensupplay cendol ke restorannya “, kata pria yang memberi nama usahanya dengan Es Cendol gading ini.

Saking larisnya di pasaran, Cendol Gading buatan Nur akhirnya banyak dilirik orang. Saat ini peras keringat Nurul Huda sudah terbayar lunas. Pasalnya, usaha cendol yang dirintisnya 20 tahun lalu sudah berbuah manis. Sejak dibuka program kemitraan , kini ia telah tercatat mewaralabakan 500 outlet di seluruh Indonesia.Es cendol gading pun memiliki berbagai varian rasa mulai rasa nangka, durian, jahe dan lainnya.

Untuk mensupplay bahan baku ke berbagai outlet, dalam sehari ia menghabiskan sebanyak 5-10 dandang besar atau sekitar 50 paket. Satu paketnya cukup untuk 50 gelas es cendol. Terkait omset ia mengaku dari pewaralaba saja dalam sebulan minimal dapat 50-60 juta rupiah. Belum termasuk dari penghasilan es cendol miliknya sendiri yang kini ada di 7 tempat.

Dengan konsep bisnis yang praktis, murah dan mudah dijalankan, Nurul Huda membuka kesempatan kepada siapa saja yang ingin memiliki usaha mandiri dengan membuka outlet atau cabang Es Cendol Gading. Cukup dengan modal awal 5 juta (dalam kota) atau 7.5 juta (luar kota) siapapun sudah bisa memiliki usaha potensial ini. Karena bisnis Es Cendol adalah bisnis yang tidak ada matinya. Es Cendol bisa dinikmati kapan saja, baik dalam cuaca panas ataupun dingin. Dan menurut pengalaman H.Nurul Huda, masa paling bagus untuk membuka outlet Es Cendol Gading adalah 1-22 bulan menjelang bulan Ramadhan. Biasanya menjelang bulan ramadhan, outlet bisa meningkat 3 x lipat dari omzet dihari biasa.
Dari hasil jerih payahnya membangun usaha cendol, kini Nurul Huda sudah terbilang mapan. Rumah, mobil, sawah, kebun dan investas lainnya sudah dimilikinya. Ia juga sudah melakukan ibadah haji ke Baitullah. Meski sudah mengikuti banyak investasi, Ia berjanji tidak akan melupakan cendol yang telah membesarkan namanya.



1 komentar:

  1. BANG minta kontak hp nya mw shering bang terimakasih. Sebelum nya

    BalasHapus