Bergulat dengan hidup, itulah yang dilakukannya sejak kecil. Saat bisnis orang tuanya ambruk, ia tersulut untuk bangkit. Ia berjualan kue hingga lulus SMA. Setamat SMA, gairah untuk berbisnis semakin menggoda. Bukan hanya kue, tapi juga kacang Bandung, kacang sukro, biskuit dan kerupuk goreng. Lalu ditinggalkan dan beralih ke bisnis jual beli mobil bekas. Dari sinilah tinta sejarah kesuksesannya diukir. Bisnisnya berkembang hingga menjadi korporasi besar bernama Cipaganti Group.
Sukses itu selalu diwarnai dengan setumpuk cerita. AndiantoSetiabudi sejak kecil sudah banyak menyaksikan bisnis yang dijalankan orang
tuanya di Banjarmasin. Meski orang tua tidak menekankan dirinya untuk menjadi
pengusaha, tapi darah bisnis mengalir dengan deras di dirinya. Saat bisnis
biskuit orang tunya bangkrut dan memaksa keluarganya untuk pindah ke Surabaya lalu ke Bandung, Andi kecil tidak
berdiam diri. Di kota Paris Van Java inilah, ia berjuang habis-habisan.
“Saat di Bandung, orang tua saya berbisnis juga tapi tak
lama gulung tikar. Untuk kebutuhan sehari-hari, saya dan ibu berjualan kue
basah. Sebelum sekolah saya antar kue itu ke toko, lalu sorenya mengambil
uangnya,”kisah Andi.
Peminat kue basah ternyata tak terlalu banyak, karena itulah
bisnis ini tak berlangsung lama. Lalu ia pun berpikir untuk mencari bisnis
lainnya. Pilihannya akhirnya jatuh ke bisnis kue tambang. Di bisnis inilah
sinyal kesuksesannya mulai terlihat. Setiap harinya Andi tak segan untuk
mengantar kue tambang buatannya ke toko-toko, bahkan ia lakukan hingga tamat
SMA di tahun 1981. Bisnisnya pun berkembang dengan pesat. ”Hasil dari jualan
kue tambang ini saya bisa membeli rumah dan pabrik,”ucap pria kelahiran
Banjarmasin, 5 Desember 1962 ini.
Dalam setiap kegagalan selalu menghadirkan hikmah. Bisnis
kerupuk semakin tak produktif, banyak mobil yang semula dipakai untuk keperluan
bisnisnya kini tak terpakai. “Saya menjadi terpikir untuk menjual mobil-mobil
itu. Akhirnya, saya menumpang iklan di showroom motor teman, lalu pasang iklan
di harian Jawa Pos. Eh, mobil-mobil saya laku keras. Dari ketidaksengajaan
itulah ide jual beli mobil muncul”, akunya.
Setelah sukses di mobil, hotel dan properti, ekspansi sayap
bisnis terus dilakukan Andianto. Dengan cerdas ia menyambar peluang bisnis
berupa penyewaan alat-alat berat untuk perusahaan-perusahaan besar. Sukses di
alat berat Andi juga menggarap sektor batu bara. Namun lagi dan lagi ujian
datang bergiliran. Krisis moneter 1997 membuat sebagian bisnisnya luluh lantah.
Di bidang properti bahkan ia sempat menghentikan pembangunan dan penjualannya. “Tapi krisis itu telah membuat saya tahan banting untuk
selalu melakukan kreatifitas dalam menghadapi tantangan “ sebut suami Julianda
Setiawan ini.
Baginya tantangan itu selalu membuat peluang baru . Usai krisis di tahun 2000 ia melenggang bersama kesuksesan yang sudah diraihnya. Ia juga telah mengembangkan bisnis otojasanya ke Jakarta. Saai ini Cipaganti Group telah memiliki 6 divisi utama yaitu Cipaganti Otojasa, Cipaganti Properti, Cipaganti Heavy Equipment, Cipaganti Resources, Hotel dan BPR Cipaganti Syariah. Terkait dengan BPR Cipaganti Syariah yang dirintisnya, ia mengaku tertarik masuk ke bisnis itu karena Cipaganti besar berkat bermitra dengan bank syariah. “Saya akan serius menggarap bisnis pembiayaan ini. Target saya tahun 2015 setidaknya BPR Cipaganti akan memiliki 29 kantor cabang. Saat ini Cipaganti Group sudah menjadi korporasi berskala nasional. Inilah jawaban sesungguhnya dari mimpi saya,”pungkasnya.(majels)
Sukses di kue tambang, Andi pun merangsek ke bisnis kacang
Bandung dan kacang sukro. Puncaknya, ia juga merambah juga ke bisnis pabrik
krupuk goreng dengan menggunakan dana pinjaman dari bank hasil dari
menggadaikan rumahnya. Dugaannya tepat, karena kerupuk hasil jualannya pun
laris manis di pasaran.
Namun bencana selalu datang tak terduga. Tahun 1982
Galunggung meletup. Jawa Barat porak poranda dan lahan pertanian rusak.
Akibatnya bahan baku aci untuk membuat kerupuk pun musnah. Namun bagi Andi itu
bukan akhir dari segalanya. Karena itulah ia mulai bangkit dan merintis bisnis
lain.

Pelan tapi pasti, bisnis jual beli mobil yang dilakoninya
mengalami kemajuan. Hingga ia bisa membuka showroom di jalan Cipaganti Bandung.
Diakuinya untuk pertamakali ia hanya bisa menjual 5-6 unit mobil bekas saja.
“Keuntungannya lumayan besar. Lebih besar dari jualan kerupuk. Kala itu saya
menjual mobil-mobil tua seperti Mitsubishi Colt, Jeep dan lainnya,”ungkap pria
yang memberi nama tempat usahanya dengan nama Cipaganti Motor ini.
Berkat kerja keras yang dilaluinya, Andi pun berhasil
mendirikan beberapa showroom lainnya dengan nama Cipaganti. Dalam sebulan ia
sanggup menjual hingga ratusan mobil bekas. Namun lagi dan lagi bisnis yang
dilakoninya tidak berjalan mulus. Tahun 1991 ekonomi indonesia lemah dan
pemerintah mengeluarkan kebijakan yang menimbulkan suku bunga tinggi. Implikasinya
harga mobil terus turun hingga penjualan mobil pun terus turun drastis. Tapi
ternyata dalam kondisi itu Andi menangkap peluang lain dengan cara menyewakan
mobil-mobil itu.
Melihat gejala yang tak beres dan semakin sepinya transaksi,
ia akhirnya memutuskan untuk menyulap beberapa showroomnya menjadi sebuah
hotel. Ia pun terjun ke bisnis perhotelan dengan tetap menjalankan persewaan
mobil. “Tahun 1994 saya juga merambah ke bisnis properti. Awalnya hanya
membangun perumahan sederhana di kawasan Ciwastra. Ternyata proyek ini sukses
dan saya kembali membangun perumahan
serupa di daerah Buah Batu, Bandung. Dan sejak itulah saya mendirikan
perusahaan bernama PT. Cipaganti Citra Graha,”imbuhnya.

Baginya tantangan itu selalu membuat peluang baru . Usai krisis di tahun 2000 ia melenggang bersama kesuksesan yang sudah diraihnya. Ia juga telah mengembangkan bisnis otojasanya ke Jakarta. Saai ini Cipaganti Group telah memiliki 6 divisi utama yaitu Cipaganti Otojasa, Cipaganti Properti, Cipaganti Heavy Equipment, Cipaganti Resources, Hotel dan BPR Cipaganti Syariah. Terkait dengan BPR Cipaganti Syariah yang dirintisnya, ia mengaku tertarik masuk ke bisnis itu karena Cipaganti besar berkat bermitra dengan bank syariah. “Saya akan serius menggarap bisnis pembiayaan ini. Target saya tahun 2015 setidaknya BPR Cipaganti akan memiliki 29 kantor cabang. Saat ini Cipaganti Group sudah menjadi korporasi berskala nasional. Inilah jawaban sesungguhnya dari mimpi saya,”pungkasnya.(majels)
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
BalasHapusNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut