Makin besarnya minat bermusik ternyata membuka peluang bisnis servis alat-alat musik. Siapa sangka jasa reparasi ini ternyata sanggup mendulang omzet hingga puluhan juta ? Dana Suhana sudah membuktikannya. Mantan karyawan di sebuah perusahaan otomotif ini kini sukses menapaki bisnis jasanya setelah nekat mengikuti minatnya.
Dana memulai bisnisnya dengan usaha sewa peralatan musik. Saat makin berkembang Dana pun memboyong usahanya kesebuah ruko agar lebih fokus. Saat itu, ia mengaku hanya bermodalkan 30 juta yang digunakan untuk membangun studio dan membeli alat-alat musik.
Bisnisnya ternyata berkembang. Daliza, begitu ia menamakan bisnisnya, akhirnya berkembang tidak hanya sewa menyewa alat musik dan studio tapi juga sekolah, maintenance bahkan konsultan musik. “Tahun 2008, saya putuskan untuk hengkang dari kantor tempat saya bekerja dan fokus menekuni bisnis ini” papar Dana.
Keputusannya itu ternyata tepat. Daliza makin berkembang. Namun berkembang bukan dari sisi banyaknya jasa yang ditawarkan, tapi dari makin tajamnya fokus bisnis yang dibidik.” Sekarang saya lebih memfokus kan pada servis alat musik dan terutama gitar, namu bukan mass product melainkan custom guitar” ujar Dana. Padahal saat itu custom guitar belumlah menjadi pilihan yg populer.
Dana mengakui dengan patokan harga seperti itu, dana bisa mengantongi keuntungan hingga 25 juta rupiah. Dana yang kini telah memiliki 5 orang karyawan mengaku bisnis ini prospeknya bagus. Pemain di bisnis ini makin banyak. Ini disebabkan makin tingginya minat bermusik di kalangan masyarakat serta makin sadarnya menggunakan produk yang berkualitas. Di indonesia custom guitar belum populer tapi sebenarnya harga tidak jauh berbeda dengan guitar biasa yang di upgrade.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar